Diam
tak selalu emas
Jika bicara adalah perak dan diam adalah
emas, itu filosofi yang tak asing bagi umat awam, namun tahukah anda tak selalu
diam itu emas ?
Diam itu terkadang tak lebih dari senjata
untuk sembunyikan kelemahan dan sikap penggecutnya saja, apakah kita akan diam
saja ketika negara ini di jajah habis oleh investor asing yang hanya
menggagungkan uang namun tak memikirkan dampak apa yang akan terjadi ketika
alam murka.
Contoh nyata dari kasus tersebut adalah
kota Jakarta sebagai ibu kota negara
kita, akibat pembangunan besar-besaran baik yang di lakukan oleh pemerintah
maupun investor asing yang berdampak besar kala musim hujan tiba. Banjir
menjadi momok menakutkan yang setiap tahun akan datang di ibu kota negara ini,
dataran yang semakin menurun tiap tahunya, jumblah penduduk yang makin
bertambah tiap tahunya menjadi musuh terbesar bagi pemerintah itu sendiri, ini
di akibatkan oleh bangunan-banguan yang di bangun hampir di semua sudut di kota
Jakarta, mereka tidak memikirkan dampak apa yang akan terjadi jika semua lahan
di bangun dengan gedung-gedung tinggi seperti itu.
Ketika musim hujan maka banjir akan
merajalela disana, itu di sebabkan oleh kurang nya pohon untuk menyerap air
yang datang karna hampir di semua sudut di Jakarta itu di penuhi dengan
banguan-bangunan megah yang saling bersaing untuk membuat tempat semenarik
mungkin untuk menarik minat warga.
Macet, itu yang selalu saya rasakan ketika
pergi kekota Jakarta, di sebabkan hampir di semua pintu rumah mempunyai
kendaraan baik roda dua maupun roda empat, bahkan banyak yang memilikinya lebih
dari satu atau dua kendaraan saja, itu yang membuat macet di Jakarta. Semakin
banyak dan semakin mahal kendaraan yang dia punya makan akan menunjukan setatus
seseorang tersebut. dan kalian tau kan dampak apa yang akan terjadi dari itu.
Lapisan ozon akan semakin menipis.
Sisahkan lah sedikit lahan untuk anak-anak
bermain, dan tanamlah pohon sebanyak-banyaknya agar sedikit saja mengguragi
beban alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar